Wellcome To My Blog !

Wellcome To My Blog !

Sabtu, 15 Desember 2012

Bumi akan gelap pada tanggal 23-25 Desember 2012?



Bumi akan gelap pada tanggal 23-25 Desember 2012?



Heboh nya pemberitaan yang beredar mengenai bumi akan gelap selama tiga hari yang “katanya” di publikasikan oleh NASA membuat banyak orang heboh dan membahas akan terjadi nya kegelapan total di bumi. Tak hanya itu saja, berbagai media informasi baik blog, website maupun jejaring sosial mendadak serentak merilis pemberitaan ini seolah menjadi sebuah gossip yang layak dikonsumsi. Benarkah pemberitaan itu ataukah hanya sebuah kebohongan belaka (Hoax)?



Kebohongan publik atau hoax dibidang astronomi sebenarnya sudah marak terjadi mulai dari planet nibiru, kiamat 2012, badai matahari yang membunuh manusia hingga yang terakhir ini bumi akan gelap dan adanya istilah baru yaitu kesejajaran alam semesta.



Mengacu pada artikel yang marak dipublikasikan disebutkan bahwa “Nasa Predicts total blackout on 23-25 december 2012 during alignment of universe” jika kita terjemahkan “Nasa memprediksikan kegelapan total pada 23-25 desember 2012 selama kesejajaran alam semesta”. NASA sebagai Lembaga Luar Angkasa dan Aeronautika amerika dituduh sebagai biang dari sumber pemberitaan ini. Tidak hanya itu saja disebutkan pula bahwa bumi dan matahari akan sejajar dalam satu garis lurus. Bagi masyarakat awam, mendengar pemberitaan seperti ini membuat bulu kuduk langsung merinding, berfikir yang aneh-aneh dan ujung2x nya berfikir bahwa bumi kita akan kiamat. Betulkah pemberitaan itu? Mari kita bahas bersama

Sejajar nya planet ditatasurya


Dalam pemberitaan itu dikatakan bahwa gelap nya bumi selama tiga hari tak lain sebagai akibat dari sejajar nya matahari, merkurius, venus dan bumi. Betulkah? Mari kita buka peta bintang kita yaitu SkyViewCafe (klik disini)dan kita cek orbit apakah benar pada tanggal 23-25 planet merkurius dan venus sejajar dengan bumi kita.






Dari hasil simulasi yang kita dapat, orbit planet merkurius dan venus memang sejajar tapi bumi dan mars tidak sejajar. Jadi dari sini saja kita sudah dapat menyangkal bahwa pemberitaan ini adalah omong kosong belaka atau HOAX.


Bumi akan gelap akibat tertutup merkurius dan venus
Sebuah dogma yang selama ini beredar di pikiran masyarakat awam adalah planet-planet di tatasurya memiliki jarak yang sangat dekat dan dalam media gambar maupun animasi tidak diberikan sebuah keterangan seberapa jauh jarak antara bumi dan venus. Sehingga dalam sebuah gambar maupun animasi saja seolah venus dan bumi sangat dekat dan potensi sekali jika venus melintas didepan bumi akan terjadi gelap yang gelap nya melebihi gerhana matahari. Lihat gambar ini.





Salahkah gambar itu?

Gambar diatas tidak lah salah melainkan kurang lengkap. Seharus nya semua media baik mulai dari poster hingga gambar dan animasi harus lah mencantumkan skala berapa jarak antar planet. Sekarang lihatlah gambar berikut dimana gambar ini diameter bumi bulan dan jarak bumi – bulan di buat semirip mungkin dengan asli nya(diskalakan)





Apa yang ada dipikiran anda?

Ternyata jarak bumi – bulan jauh ya… Memang. Jarak bumi bulan ditempuh oleh neil armstrong selama 4 hari perjalanan antariksa dan oleh cahaya (garis kuning) ditempuh hanya 1.26 detik.


Lantas seperti apakah jika planet venus menutup bumi kita? Apakah gelap?

Hal ini sebenarnya telah terjadi pada tanggal 6 juni 2012 yang lalu dimana selama kurang lebih 6 jam planet venus melintas di depan bumi kita dan hasil nya bumi tidak gelap bukan melainkan biasa-biasa saja. Bertepatan pada saat itu juga Tim Jogja Astro Club dan Kafe Astronomi juga mengadakan pengamatan bersama ObservatoriumCASA yang membuahkan hasil beberapa gambar salah satu nya sebagai berikut





Dalam foto diatas tampak bulatan matahari berwarna pink dan tampak pula bulatan kecil berwarna hitam. BUlatan matahari atau Cakram matahari tampak pink tak lain adalah akibat dari filter matahari yang kami gunakan. Dalam foto ini fotografer tidak mengganti warna dari hasil pengamatan pada saat itu. Tampak pula lingkaran hitam di pojok atas. Siapakah dia? Ya dialah planet venus yang sedang melintas di depan bumi. Diameter planet venus sekitar 0,949 kali bumi kita atau dengan kata lain diameter bumi dengan diameter venus hampir sama. Sebuah pertanyaan pun muncul, mengapa venus tampak kecil? Venus tampak kecil taklain adalah sebagai akibat dari jarak yang cukup jauh dari bumi kita yaitu sekitar 0,28 AU atau sekitar 41.887.403,88 Kilo meter atau jika jarak antara venus dan bumi diisi planet bumi maka butuh 3283 bumi untuk memenuhi dari bumi ke venus. Nah jauh kan. Makanya kecil.



Bagaimana Jika semua planet sejajar apa akibat nya?

Berdasarkan Simulasi SkyviewCafe hingga 1000 tahun kedepan tatasurya kita tak akan pernah sejajar. Hal ini dapat kita cek menggunakan fasilitas orbit pada simulasi skyviewcafe. Dari simulasi ini juga kita akan tahu bahwa bidang orbit dari setiap planet tidaklah datar seperti datar nya papan catur. Lihat orbit planet dalam berikut





Warna hijau merupakan bidang orbit dari bumi kita, abu-abu tebal adalah venus, abu-abu tipis merkurius dan merah adalah mars.

Jikapun iya semua planet yang ada di tatasurya sejajar seperti yang dikatakan “Kesejajaran Alam semesta” maka tidak ada efek nya sama sekali terhadap bumi kita maupun planet-planet lainnya alias biasa-biasa saja. matahari akan terbit dari timur dan tenggelam di barat.


Adakah istilah Kesejajaran Alam semesta dan seperti apa alam semesta itu menurut astronomi?

Sebelum menjawab pertanyaan diatas kita haruslah mengetahui seperti apakah alam semesta itu? Berdasarkan teori bigbang alam semesta ini mengembang sehingga tidak ada yang namanya istilah Kesejajaran alam semesta. Alam semesta atau universe yang sudah dapat dilihat oleh manusia adalah sebagai berikut.
Kita hidup di planet bumi, Planet bumi memiliki bintang yaitu matahari yang membentuk sebuah sistem yang bernama tatasurya. Bintang kita yaitu matahari ternyata tidaklah sendiri melainkan memiliki tetangga sebutlah ia alpha centauri, omega centauri, capella dan castor. Oleh Astronom bintang-bintang tetangga tatasurya ini disebut sebagai Bintang tetangga tatasurya atau “Solar System Neighbour”.
Jauh terbang keatas kita akan menemui bahwa kumpulan bintang tetangga tatasurya ini ternyata berkumpul dan saling bergerak mengelilingi pusat galaksi dan kita akan lihat semua bintang-bintang ini berkumpul menjadi satu dalam sebuah galaksi.
Terbang keatas lagi ternyata galaksi kita tidaklah sendiri melainkan ia memiliki tetangga-tentangga galaksi terdekat yaitu Galaksi kerdil Sagitarius, Galaksi Awan magellan besar(LMC), galaksi awan magellan kecil(SMC) dan galaksi andromeda. Oleh para astronom kumpulan galaksi tetangga galaksi bimasakti dinamakan Grup Galaksi Lokal atau local Galactic Group.
Terbang keatas lagi setelah kita melihat grup galaksi lokal, kita akan temui kembali bahwa grup galaksi lokal ternyata memiliki tetangga juga yang cukup banyak. Jika di analogikan, galaksi bimasakti adalah rumah kita dan ia berada pada sebuah pedesaan(Local galactic group). Teryata setelah kita terbang keatas ada sebuah pedesaan yang cukup ramai juga. Nah oleh para astronom, tetangga local galactig group ini dinamakan Superklaster virgo atau Virgo Supercluster.
Jauh terbang keatas lagi dan semakin keatas, kita akan menemukan pedesaan-pedesaan yang berisi galaksi itu ternyata memiliki tetangga lain lagi yang jauh di ujung sana dan itu tidak hanya satu atau dua melainkan banyak. Nah oleh astronom tetangga dari Virgo SuperCluster ini diberinama Local SuperCluster.
Eits… belum selesai. Kita terbang lagi keatas dan kita akan temukan ternyata Local supercluster ternyata masih memiliki tetangga lain dan masih banyak sekali local supercluster. Oleh para astronom kumpulan local supercluster ini dinamakan Alam semesta atau universe. Nah kini kita tau bahwa alam semesta sangat lah luas dan tidak sejajar seperti yang dikatakan oleh kebohongan publik itu.

Sumber : http://www.kafeastronomi.com/

Jumat, 14 Desember 2012

Metodologi Studi Islam Bab 14 - 16


BAB 14
Model Penelitian Filsafat Islam
         Filsafat Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang keberadaannya telah menimbulkan pro dan kontra. Sebagian mereka yang berpi¬kiran maju dan bersifat liberal cenderung mau menerima pemikiran filsafat Islam. Sedangkan bagi mereka yang bersifat tradisional yakni berpegangan kepada doktrin ajaran Alquran dan Al-Hadis secara tekstual, cenderung kurang mau menerima filsafat, bahkan menolaknya. Dari kedua kelompok tersebut nampak bahwa kelompok terakhir masih cukup kuat pengaruhnya di masyarakat dibandingkan dengan kelompok pertama. Kajian filsafat Islam dilakukan sebagian mahasiswa pada jurusan tertentu di akhir abad ke 20 ini. Sedangkan pada masyarakat secara umum seperti yang terjadi di kalangan pesantren, pemikiran filsafat masih dianggap terlarang, karena dapat melemahkan iman. Kalaupun di pesantren diajarkan logika, yang pada hakekatnya merupakan ilmu yang mengajarkan cara berpikir filosofis, namun ini tidak diterapkan, melainkan hanya semata-mata sebagai hafalan. Berbagai analisis tentang penyebab kurang diterimanya filsafat di kalangan masyarakat Islam Indonesia pada umumnya adalah karena pengaruh pikiran Al-Ghazali yang dianggapnya sebagai pembunuh pemikiran filsafat. Anggapan ini selanjutnya telah pula dibantah oleh pendapat lain yang mengatakan bahwa penyebabnya bulanlah Al-Ghozali, melainkan sebab-sebab lain yang belum jelas.

A.    PENGERTIAN FILSAFAT ISLAM

Dari segi bahasa, filsafat Islam terdiri dari gabungan kata filsafat dan Islam. Kata filsafat berasal dari kata philo yang berarti cinta, dan kata sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian secara bahasa filsafat berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Untuk ini ia mengatakan bahwa filsafat berarti mencari hakekat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman - pengalaman manusia.
Kata Islam berasal dari bahasa Arab aslama, yuslimu islaman yang berarti patuh, tunduk, berserah diri serta memohon selamat dan sentosa. Kata tersebut berasal dari salima yang berarti selamat, sentosa, aman dan damai. Islam menjadi suatu istilah atau nama bagi agama yang ajaran - ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad SAW, sebagai Rosul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran - ajaran yang bukan hanya mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber dari ajaran – ajaran yang mengambil berbagai aspek itu ialah al-Qur’an dan hadis.
Musa Asy’ari, mengatakan bahwa Filsafat Islam itu pada dasarnya merupakan medan pemikiran yang terus berkembang dan berubah. Dalam kaitan ini, diperlukan pendekatan historis terhadap Filsafat Islam yang tidak hanya menekankan pada studi tokoh, tetapi yang lebih penting lagi adalah memahami proses dialektik pemikiran yang berkembang melalui kajian - kajian tematik atas persoalan - persoalan yang terjadi pada setiap zaman. Oleh karena itu perlu dirumuskan prinsip - prinsip dasar Filsafat Islam, agar dunia pemikiran Islam terus berkembang sesuai dengan perubahan zaman. Lebih lanjut Musa Asy’ari berpenadapat bahwa Filsafat Islam dapatlah diartikan sebagai kegiatan pemikiran yang bercorak Islam. Islam disini menjadi jiwa yang mewarnai suatu pemikiran. Filsafat disebut Islami bukan karena yang melakukan aktivitas kefilsafatan itu orang yang beragama Islam, atau orang yang berkebangsaan Arab atau segi obyeknya yang membahas mengenai pokok - pokok keislaman.
Amin Abdullah. Dalam hubungan filsafat Islam ia mengatakan: “Meskipun saya tidak setuju untuk mengatakan bahwa Filsafat Islam tidak lain dan tidak bukan adalah rumusan pemikiran Muslim yang ditempati begitu saja dengan konsep Filsafat yunani, namun sejarah mencatat bahwa mata rantai yang mengubungkan gerakan pemikiran Filsafat Islam era kerajaan Abbasiyah dan dunia luar di wilayah Islam, tidak lain adalah proses panjang asimilasi dan akulturasi kebudayaan Islam dan kebudayaan yunani lewat karya – karya filosof Muslim, seperti Al - Kindi (185 H/801 M.-260 H/873 M.) Al - Farabi (258 H/870 M.-339 H/950 M.), Ibnu Miskawih (320 H/923 M.-421 H/1030 M.), Ibnu Sina (370 H/980 M.-428 H/1037 M.), Al - Ghozali (450 H/1058 M.-505 H/1111 M., dan Ibn Rusyd (520H/1126 M.-595 H/1198 M). Filsafat profetik (kenabian), sebagai contoh, tidak dapat kita peroleh dari karya – karya Yunani. Filsafat kenabian adalah trade mark Filsafat Islam. Juga karya – karya Ibn Bajjah (wafat 533 H/1138 M.), Ibnu Tufail (wafat 581H /1185 M.) adalah spesifik dan orisinal karya filosof Muslim. Memang Alquran membawa cara yang sama sekali baru untuk melihat Tuhan dan alam, dan juga membahas hukum - hukum yang tidak dapat diredusir dalam filsafat Yunani.
Damardjati Supadjar berpendapat bahwa dalam istilah Filsafat Islam terdapat dua kemungkinan pemahaman konotatif. Pertama, Filsafat Islam dalam arti Islam filsafat tentang Islam yang dalam bahasa Inggris kita kenal sebagai Philosophy of Islam. Dalam hal ini Islam menjadi bahan telaah, obyek material suatu studi dengan sudut pandang atau obyek formalnya, yaitu filsafat. Jadi di sini Islam menjadi genetivus Objectivius. Kemungkinan kedua , ialah Filsafat Islam dalam arti Islamic Philosophy,  yaitu suatu filsafat yang Isami. Di sini Islam menjadi genetivus subjektivus,artinya kebenaran Islam terbabar pada dataran kefilsafatan.
Dalam pada itu dijumpai pendapat Ahmad Fuad Al - Ahwani yang mengatakan bahwa Filsafat Islam ialah pembahasan meliputi berbagai soal alam semesta dan bermacam - macam masalah manusia atas dasar ajaran - ajaran keagamaan yang turun bersama lahirnya agama Islam.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, Filsafat Islam dapat diketahui melalui lima cirinya sebagai berikut. Pertama, dilihat dari segi sifat dan coraknya, filsafat Islam berdasar pada ajaran Islam yang bersumberkan al – Qur’an dan hadits. Dengan sifat dan coraknya yang demikian itu, filsafat Islam  berbeda dengan filsafat Yunani atau Filsafat Barat pada umumnya yang semata – mata mengandalkan akal pikiran (rasio). Kedua, dilihat dari segi ruang lingkup pembahasannya, filsafat Islam mencakup pembahasan bidang fisika atau alam raya yang selanjutnya disebut bidang kosmologi; masalah ketuhanan dan hal – hal lain yang bersifat non materi, yang selanjutnya disebut bidang metafisika; masalah kehidupan di dunia, kehidupan di akherat masalah ilmu pengetahuan , kebudayaan dan lain sebagainya; kecuai masalah zat Tuhan. Ketiga, dilihat dari segi datangnya filsafat Islam, sejalan dengan perkembangan ajaran Islam itu sendiri, tepatnya ketika bagian dari ajaran Islam memerlukan penjelasan secara rasional dan filosofis. Keempat, dilihat dari segi yang mengembangkan, filsafat Islam dalam arti materi pemikiran filsafatnya, bukan kajian sejarahnya, disajikan oleh orang - orang yang beragama Islam, seperti Al - Kindi, Al - Farabi, Ibn Sina, Al - Ghazali, Ibn Rusyd, Ibnu Tufail, Ibn Bajjah dan sebagainya. Kelima, dilihat dari segi kedudukannya, filsafat Islam sejajar dengan bidang studi keislaman lainnya seperti fikih, ilmu kalam, tasawuf, sejarah kebudayaan Islam dan pendidikan Islam.

B.     MODEL - MODEL PENELITIAN FILSAFAT ISLAM
Di bawah ini kita sajikan berbagai model penelitian Filsafat Islam yang dilakukan para ahli dengan tujuan untuk disajikan bahan perbandingan bagi pengembangan Filsafat Islam selanjutnya.
  1. Model M. Amin Abdullah
Dalam rangka penulisan disertainya, M. Amin Abdullah mengambil bidang penelitiannya pada masalah Filsafat Islam. Hasil penelitiannya ia tuangkan dalam bukunya berjudul the Idea of University Ethical Norm In Ghazali and Kant. Dilihat dari segi judulnya, penelitian ini mengambil metode penelitian kepustakaan yang bercorak deskriptif, yaitu penelitian yang mengambil bahan - bahan kajianya pada berbagai sumber baik yang ditulis oleh tokoh yang diteliti itu sendiri (sumber primer), maupun sumber yang di tulis oleh orang lain mengetahui tokoh yang ditelitinya itu (sumber sekunder). Bahan - bahan tersebut selanjutnya diteliti keotentikannya secara seksama; diklasifikasikan menurut variabel yang ingin ditelitinya, dalam hal ini masalah etik; bandingkan antara stu sumber dengan sumber lainnya; dideskripsikan (duraikan menurut logika berpikir tertentu), dianalisa dan disimpulkan.
Selanjutnya dilihat dari segi pendekatan yang diguakan, M Amin Abdullah kelihatannya mengambil pendekatan studi tokoh dengan cara melakukan studi komparasi antara pemikiran kedua tokoh tersebut (Al – Ghazali dan Immanuel Kant), khususnya dalam bidang etika.
Penelitian yang polanya mirip dengan Amin Abdullah tersebut dilakukan pula oleh Sheila McDonough dalam karyanya berjudul Muslim Ethics and modernity: A Comparative Study of the Ethical Thougt of Sayyid Ahmad Khan and Mawlana Mawdudi. Buku tersebut telah diterbitkan oleh Wilfrid Laurier University Press, Kanada, pada tahun 1984. Dalam buku tersebut yang dijadikan oleh obyek penelitian adalah Ahmad Khan dan Mawlana Mawdudi yang keduanya adalah orang Pakistan dan telah dikenal di dunia Islam. Penelitian tersebut termasuk kategori penelitian kualitatif, berdasar pada sumber kepustakaan yang ditulis oleh kedua tokoh tersebut atau oleh orang lain megenai tokoh tersebut. Sedangkan corak penelitiannya adalah penelitian deskriptif analitis; sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tokoh dan komparatif studi. Melalui penelitian demikian akan dapat dihasilkan kajian mendalam dalam salah satu bidang kajian, serta latar belakang pemikiran yang menyebabkan mengapa kedua tokoh tersebuty mengemukakan pendapatnya seperti itu.
2.      Model Otto Horrassowitz, Majid Fakhry dan Harun Nasution
Dalam bukunya berjudul History of Muslim Philosophy yang diterjemahkan dan disunting oleh M.M. Syarif ke dalam bahasa Indonesia menjadi Para Filosof Muslim, Otto Horrassowitz telah melakukan penelitian terhadap seluruh pemikiran filsafat  Islam yang berasal dari tokoh - tokoh filosof abad klasik, yaitu Al - Kondi, Al - Razi, Al - Farabi, Ibn Miskawaih, Ibn Sina, Ibn Bajjah, Ibn Tufail, Ibn Rusyd dan Nasir Al - Din Al - Tusi. Dari Al - Kindi dijumpai pemikiran filsafat tentang Tuhan, keterhinggaan, ruh dan akal. Dari Al - Razi dijumpai pemikiran filsafat tentang teologi, moral, metode, metafisika, Tuhan, ruh, materi, ruang, dan waktu. Selanjutnya dari Al - Farabi dijumpai pemikiran filsafat tentang logika, kesatuan filsafat, teori sepuluh kecerdasan, teori tentang akal, teori tentang kenabian, serta penafsiran atas Alquran. Selanjutnya dari Ibn Miskawaih dijumpai pemikiran filsafat tentang moral, pengobatan rohani, dan filsafat sejarah. Dalam pada itu dari  Ibn Sina dikemukakan pemikiran filsafat tentang wujud, hubungan jiwa dan raga, ajaran kenabian, Tuhan dan dunia. Dari Ibn Bajjah dijumpai pemikiran filsafat tentang materi dan bentuk, psikologi, akal dan pengetahuan, Tuhan, Sumber Pengetahuan, politik, etika, dan tasawuf. Dari Ibn Tufail dikemukakan pemikiran filsafat tentang akal dan wahyu sebagai yang dapat saling melengkapi yang dikemas dalam novel fiktifnya berjudul Hay Ibn Yaqzan yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia; tujuan risalah, doktrin tentang dunia, tuhan, kosmologi cahaya, epistomologi, etika, filsafat dan agama. Selanjutnya dari Ibn Rusyd, dikemukakan pemikiran filsafat tentang hubungan filsafat dari agama, jalan menuju Tuhan, jalan menuju pengetahuan, jalan menuju ilmu, dan jalan menuju wujud. Dalam pada itu dari Nasir Al – Din Tusi dikemukakan pemikiran filsafat tentang akhlak nasiri, ilmu rumah tangga, politik sumber filsafat praktis, psikologi, metafisika, Tuhan, creatio ex nibilo, kenabian, baik dan buruk, serta logika.
3.      Model Ahmad Fuad Al – Ahwani
Ahmad Fuad Al - Ahwani ntermasuk pemikir modern dari Mesir yang banyak mengkaji dan meneliti bidang filsafat Islam. Salah satu karyanya dalam bidang filsafat berjudul Filsafat Islam. Dalam bukunya ini ia selain menyajikan sekitar problem filsafat Islam juga menyajikan tentang zaman penerjemahan dan filsafat yang berkembang itu kawasan masyriqi dan maghribi. Di kawasan maghribi ia kemukakan nama Al - Kindi, Al - Farabi, dan Ibnu Sina. Sedangkan di kawasan maghribi  kemukakan Ibnu bajjah, Ibnu Tufail dan Ibn Rusyd. Selain dengan mengemukakan riwayat hidup serta karya dari masing - masing tokoh filosof tersebut, juga dikemukakan tentang jasa dari masing - masing filosof tersebut serta pemikirannya dalam bidang filsafat.
Dengan demikian metode penelitian yang ditempuh Ahmad Fuad Al - Ahwani adalah penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang menggunakan bahan - bahan kepustakaan. Sifat dan coraknya adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sedangkan penedekatannya adalah pendekatan yang bersifat campuran, yaitu pendekatan historis, pendekatan kawasan dan tokoh. Melalui pendekatan histories, ia mencoba menjelaskan latar belakng timbulnya pemikiran filsafat dalam Islam. Sedangkan dengan pendekatan kawasan ia mencoba membagi tokoh - tokoh filosof menurut tempat tinggal mereka, dan dengan pendekatan tokoh, ia mencoba mengemukakan berbagai pemikiran filsafat sesuai dengan tokoh yang mengemukakannya.


BAB 15
Model Penelitian Ilmu Kalam

Ilmu kalam atau teolgi termasuk salah satu bidang studi islam yang amat dikenal baik oleh kalangan akademis mupun masyarakat pada umumnya. Hal ini antara lain terlihat dari terlibatan ilmu tersebut dalam menjelaskan berbagai masalah yang muncul di masyarakat. Keberuntungan atau kegagalan seseorang dalam kehidupannya sering dilihat dari sisi teologi. Dengan kata lain, berbagai masalah yang terjadi di masyarakat seringkali dilihat dari sudut teologi.
Hal tersebut merupakan fenomena yang cukup menarik untuk diteliti secara lebih seksama. Itulah sebabnya telah banyak karya ilmiah yang ditulis para ahli dengan mengambil tema kajian masalah teologi, dan itu pula yang selanjutnya teologi menjadi salah satu bidang kajian Islam mulai dari tingkat pendidikan dasar, sampai dengan pendidikan tinggi.

A.    PENGERTIAN ILMU KALAM
Menurut Ibn Khalduri, sebagaimana dikutip A. Hanafi, Ilmu Kalam ialah ilmu berisi alasan - alasan yang mempertahankan kepercayaan - kepercayaan iman dengan menggunakan dalil - dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang - orang yang menyeleweng dari kepercayaan - kepercayaan aliran golongan sa;af dan Ahli Sunnah.
Selain itu ada pula yang mengatakan bahwa Ilmu Kalan ialah ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan - kepercayaan keagamaan dengan bukti - bukti yang menyakinkan.
Muhammad ‘Abduh berpendapat bahwa Ilmu Kalam adalah ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan (Allah), sifat - sifat yang mesti tidak ada pada-Nya serta sifat - sifat yang mungkin ada pada-Nya, dan membicarakan pula tentang rasul - rasul Tuhan, untuk menetapkan kerasulannya dan mengetahui sifat - sifat yang mesti ada padanya, sifat - sifat yang mesti tidak ada padanya serta sifat - sifat yang mungkin ada pada-Nya dan sifat - sifat yang mungkin terdapat padanya.
Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa teologi adalah ilmu yang secara khusus membahas tentang masalah ketuhanan serta berbagai masalah yang berkaitan dengannya berdasarkan dalil - dalil yang meyakinkan. Dengan demikian, seseirang yang mempelajarinya dapat mengetahui bagaimana cara - cara untuk memiliki keimanan dan bagaimana pula cara menjaga keimanan tersebut agar tidak hilang atau rusak.

B.     MODEL - MODEL PENELITIAN ILMU KALAM
Secara garis besar, penelitian Ilmu Kalam dapat dibagi ke dalam dua bagian. Pertama, penelitian yang bersifat dasar dan pemula; dan Kedua, penelitian yang bersifat lanjutan atau pengembangan dari penelitian model pertama.
1.      Penelitian Pemula
Dalam kaitan ini dapat kita jumpai beberapa karya hasi penelitian pemula sebagai berikut :
a.       Model Abu Mansur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud Al-Maturidy Al-Samarqandy
Abu Mansur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud Al-Maturidy Al-Samarqandy telah menulis buku teologi islam yang berjudul Kitab At-Tauhid. Dalam buku tersebut disebutkan pembahasan tentang cacatnya taklid dalam hal beriman, serta kewajiban mengetahui agama dengan dalil al-sama' (dalil nakli) dan dalil aqli, pembahasan tentang alam dan perbedaan faham diantara manusia tenteng cara Allah menciptakan makhluk, perbuatan makhluk, paham qadariyah;qada dan qadar; masalah kei,amam; serita tidak adanya dispensasi dalam hal Islam dan iman.
b.      Model Al-Imam Abi Al-Hasan bin Isma'il Al-Asy'ari
Al-Imam Abi Al-Hasan bin Isma'il Al-Asy'ari Beliau telah menulis buku berjudul Maqalat al-Islamiyyin wa ikhtilaf al-mushallin. Dalam buku tersebut membahas tentang perbedaan pendapat di kalangan umat Islam yang disebabkan karena perbedaan dalam bidang kepemimpinan (imamah dan politik) dan di bahas pula tentang perbedaan pendapat di sekitar penanggung arasy (bamalatul arsy), kebolehan bagi Allah dalam menciptakan alam, tentang Alquran, perbuatan hamba, kehendak Allah, kesanggupan manusia, perbuatan manusia dan binatang, kelahiran, kembalinya kematian ke dunia sebelum datangnya hari kiamat, masalah imamah (kepemimpinan), masalah kerasulan, masalah keimanan, janji baik dan buruk, siksaan bagi anak kecil, tentang tahkim (arbitrase), hakikat manusia, aliran khawarij dengan berbagai sektenya, dan masih banyak lagi masalah rumit yang pada hemat penulis belum banyak dikaji oleh kalangan yang mengaku dirinya sebagai penganut teologi Asy’ariyah.
c.       Model ‘Abdul Al-Jabbar bin Ahmad
Abdul Al-Jabbar bin Ahmad menulis buku berjudul Syarh al-Ushul al-Khamsyah. Dalam buku tersebut disebutkan tentang ajaran Mu'tazilah secara mendalam dan mendetail. Yang diketahui bahwa ajaran pokok Mu’tazilah ada lima, yaitu al-Tauhid, yaitu mengesakan Allah, al-Adl yaitu paham keadilan Tuhan, al-wa’ad al-wa’id yakni paham janji baik dan buruk di akhirat, al-manzhilah bain al-manzilatain serta amar ma’ruf nabi munkar. Kelima ajaran dasar Mu’tazilah tersebut dibahas secara mendetail dalam buku ini. Di antaranya kewajiban yang utama dalam mengetahui Allah, makna wajib, makna keburukan, hakikat pemikiran dan macam - macamnya, pembagian manusia, urusan dunia dan akhirat, makna berpikir, dan sebagainya.
d.      Model Thahawiyah
Thahawiyah menulis buku yang berjudul Syarh al-Akidah al-Thahawiyah dan didalam buku tersebut telah dibahas tentang kewajiban mengimani apa yang dibawa oleh para rasul, kewajiban mengikuti ajaran para rasul. Makna tauhid, tauhid ululhiyah dan tauhid rububiyah, tafsir potongan ayat ma itakhaza Allah min walad (Allah tidak mengambil anak), macam - macam tauhid yang dibawa oleh rasul, tafsir potongan ayat Laitsa ka mitslihi syaiun (tidak ada sesuatu yang serupa dengan Allah), mengenai wujud yang berada di luar zat, tafsir tentang qudrat dan penjelasan bahwa Allah tidak dapat dilemahkan oleh segala sesuatu, tafsir kalimat tailaha illa Allah, pembahasan mengenai sifat al-bayat, kelangsungan sifat yang utama, sifat zat dan sifat perbuatan bagi Allah, apakah sifat merupakan tambahan atas zat atau bukan dan masalah lainnya yang jumlahnya lebih dari dua ratus pokok masalah.
e.       Model Al-Imam Al-Harmain Al-Juwaini (478 H.)
Al-Imam Al-Harmain Al-Juwaini menulis buku yang berjudul al-Syamil fi Ushul al-Din. Didalam buku tersebut membahas tentang penciptaan alam yang didalamnya terdapat hakikat jauhar (subtansi), arad (aksiden) didalamnya dibahas hakikat tauhid, kelemahan kaum Mu'tazilah, penolakan terhadap pendapat yang mengatakan bahwa Tuhan memiliki jisim; pembahan tentang akidah; kajian tentang dalil atas kesucian Allah Swt.; pembahasan tentang ta’wil; pembahasan tentang sifat-sifat bagi Allah; masalah illat atau sebab.
f.       Model Al-Ghazali (w. 1111 M.)
Al-Ghazali telah menulis buku al-iqtishad fi al-I'tiqad membahas tentang perlunya ilmu dalam memahami agama dan juga perlunya ilmu sebagai fardhu kifayah, pembahasan tentang zat Allah, tentang qadimnya alam dan penciptaan alam tidak memiliki fisim, dan penetapan tentang kenabian Muhammad Saw.
g.      Model Al-Amidy (551-631 H.)
Saif Al-Din Al-Amidy telah menulis buku yang berjudul ghayah al-Maram fi Ilmu Kalam yang membahas tentang sifat-sifat wajib bagi Allah, sifat nafsiyah yaitu sifat iradah, sifat ilmu, sifat qudrat, sifat kalam dan sifat idrakat; pembahasan tentang sifat jaiz bagi Allah, pembahasan tentang keesaan Allah Ta’ala, perbuatan yang bersifat wajib al-Wujud, tentang tidak ada pencipta selain Allah, tentang barunya alam serta tidak adanya sifat tasalsul dan tentang imamah.
h.      Model Al-Syahrastani
Al-Syahrastani telah menukis buku yang berjudul Kitab Nihayah al-Iqdam fi Ilmi al-Kalam yang membahas tentang baharunya alam, tauhid, sifat-sifat azali, hakikat ucapan manusia, tentang Allah sebagai yang Maha Mendengar dan perbuatan yang dilakukan seorang hamba sebelum datngnya syari’at.
i.        Model Al-Bazdawi
Al-Bazdawi telah menulis buku yang berjudul Kitab Ushul al-Din yang membahas perbedaan pendapat para ulama mengenai mempelajari ilmu kalam, mengajarkan dan menyusunnya, perbedaan pendapat para ulama mengenai sebab - sebab seorang hamba mengetahui sesuatu, pancaindera yang lima, definisi mengenai ilmu pengetahuan, macam - macam ilmu pengetahuan, tentang Allah sebagai Pencipta alam semesta, tentang bahwa Allah Ta’ala berbicara dengan perkataan yang sifatnya qadim, tentang kehiduan di akhirat.
2.      Penelitian Lanjutan
Berbagai hasil penelitian lanjutan dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.       Model Abu Zahra
Beliau telah menulis buku yang berjudul Tarikh al-Mazahib al-Islamiyah fi al-Siyasah wa al-‘Aqaid yang membahas tentang objek-objek yang dijadikan angkal pertentangan oleh berbagai aliran dalam bidang politik yang berdampak pada masalah teologi dan membahas aliran dalam madzab Syi’ah , khawarij dengan berbagai sektenya.
b.      Model Ali Mushthafa Al-Ghurabi
Beliau telah meulis buku yang berjudul Tarikh al-Firaq al-Islamiyah wa Nasy’atu ilmu al-Kalam ‘ind al-Muslimin yang membahas perkembangan ilmu kalam, keadaan aqidah pada zaman Nabi Muhammad, zaman Khulafaur Rasyidin dan zaman Bani Umayyah. dilanjutkan pembahasan mengenai aliran Mu'tazilah lengkap dengan tokoh-tokoh dan pemikir teoliginya.
c.       Model Abd Al-Latif Muhammad Al-‘Asyr
Beliau telah menulis buku yang berjudul al-Fikriyyah li Mazhab Ahl al-Sunnah yang membahas tentang pokok-pokok yang menyebabkan timbulnya perbedaan pendapat dikalangan umat islam; masalah mantiq dan filsafah, barunya alam, sifat-sifat yang melekat pada Allah Azza wa Jalla. Nama - nama Tuhan, keadilan Tuhan, penetapan kenabian, mu’jizat dan karomah, rukun Islam, iman dan Islam, taklif (beban), A;-sam’iyyat (wahyu atau dalil naql), Al-Imamah, serta ijtihad dalam hokum agama.
d.      Model Ahmad Mahmud Shubhi
Beliau telah menulis buku yang berjudul Fi Ilmi Kalam yang membahas tentang aliran mu'tazilah lengkap dengan ajaran dan tokoh-tokohnya; sedangkan buku keduanya membahas tentang aliran Asy’ariyah lengkap dengan ajaran dan tokoh - tokohnya.
e.       Model Ali Sami' Al-Nasyr dan Amar Jam'iy At-Tholibi
Beliau telah melakukan penelitian khusus terhadap akidah kaum salaf dengan mengambil tokoh Ahmad Ibn Hambak, Al-Bukhari, Ibn Kutaibah, dan Usman Al-Darimy. Buku tersebut telah diterbitkan oleh Al-Maarif Iskandariyah tanpa menyebutkan tahunnya. Dalam buku tersebut telah di ungkap tentang pemikiran kaum salaf yang berasal dari tokoh-tokohnya yang menonjol itu.
f.       Model Harun Nasution
Harun Nasutionh yang dikenal sebagai guru besar filsafat dan teologi banyak mencurahkan perhatiannya pada penelitian dibidang teologi islam(Ilmu Kalam). Salah satu hasil penelitiannya adalah buku Fi Ilm al-Kalam (teologi islam). Dalam buku tersebut selain dikemukakan tentang sejarah timbulnya persoalan - persoalan teologi dalam Islam,juga dikemukakan tentang berbagai aliran telogi islam lengkap dengan tokoh-tokoh dan pemikirannya.
Dari berbagai penelitian yan sifatnya lanjutan tersebut, dapat diketahui model penlitian yang dilakukan dengan menggunakan ciri-ciri sebagai berikut:
·         Pertama, penelitian yang dilakukan para peneliti lanjutan tersebut secara keseluruhan termasuk penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang mendasarkan pada data yang terdapat dalam berbagai sumber rujukan di bidang teologi Islam.
·         Kedua, secara keseluruhan penelitiannya bercorak deskriptif, yaitu penelitian yang tekanannya pada kesungguhan dalam mendeskripsikan data selengkap mungkin.
·         Ketiga, dari segi pendekatan yang digunakan secara keseluruhan menggunakan pendekatan historis, yakni mengkaji masalah teologi tersebut berdasarkan data sejarah yang ada dan juga melihatnya sesuai dengan konteks waktu yang bersangkutan.
·         Keempat, dalam analisisnya selain menggunakan analisis doktrin ajaran dan masing - masing aliran sedemikian rupa, dan setelah itu barulah dilakukan perbandingan.

BAB 16
Makalah Penelitian Tasawuf

            Tasawuf merupakan salah satu bidang studi Islam yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek rohani manusia yang selanjutnya dapat menimbulkan akhlak mulia. Pembersihan aspek rohani atau batin ini selanjutnya dikenal sebagai dimensi esoterik dari diri manusia. Hal ini berbeda dengan aspek Fiqih, khususnya bab thaharah yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek jasmaniah atau lahiriah yang selanjutnya disebut sebagai dimensi eksoterik.
Islam sebagai agama yang bersifat universal dan mencaku berbagai jawaban atas berbagai kebutuhan manusia, selain menghendaki kebersihan lahiriah juga menghendaki kebersihan batiniah, lantaran penilaian yang sesungguhnya dalam Islam diberikan pada aspek batinnya. Hal ini misalnya terlihat pada salah satu syarat diterimanya amal ibadah, yaitu harus disertai niat.
Melalui studi tasawuf ini seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara melakukan pembersihan diri serta mengamalkannya dengan benar. Dari pengetahuan ini diharapkan ia akan tampil sebagai orang yang pandai mengendalikan dirinya pada saat berinteraksi dengan orang lain, atau pada saat melakukan berbagai aktivitas dunia yang menuntut kejujuran, keikhlasan, tanggung jawab, kepercayaan dan sebagainya. Dari suasana yang demikian itu, tasawuf diharapkan dapat mengatasi berbagai penyimpangan moral yang mengambil bentuk seperti manipulasi, korupsi, kolusi, penyalahgunaan kekuasaan dan kesempatan, penindasan.
A.    PENGERTIAN TASAWUF
Tasawuf dari segi kebahasaan terdapat sejumlah istilah yang dihubungkan orang dengan tasawuf. Harun Nasution misalnya, menyebutkan lima istilah yang berhubungan dengan tasawuf, yaitu al-suffah (ahl al-suffah) yaitu orang yang ikut pindah dengan nabi dari Makkah ke madinah, saf, yaitu barisan yang dijumpai dalam melaksanakan shalat berjama’ah, sufi yaitu bersih dan suci, sophos (bahasa Yunani:hikmah), dan suf (kain wol kasar).
Ditinjau dari lima istilah di atas, maka tasawuf dari segi kebahasaan menggambarkan keadaan yang selalu beroreantasi kepada kesucian jiwa, mengutamakan panggilan Allah, berpola hidup sederhana, mengutamakan kebenaran dan rela mengorbankan demi tujuan-tujuan yang lebih mulia disisi Allah. Sikap demikian pada akhirnya membawa sesesorang berjiwa tangguh, memiliki daya tangkal ynag kuat dan efektif terhadap berbagai godaan hidup yang menyesatkan.
Dalam kaitan ini tasawuf memiliki tiga sudut pandang pengertian. Pertama, sudut pandang manusia sebagai makhluk terbatas; Kedua, sudut pandang manusia sebagai makhluk yang harus berjuang; Ketiga, sudut pandang manusia sebagai makhluk bertuhan.
B.     MODEL - MODEL PENELITIAN TASAWUF
Berbagai bentuk dan model penelitian tasawuf secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut.
1.      Model Sayyed Husein Nasr
Sayyed Husein Nasr merupakan ilmuan yang amat terkenal dan produktif dalam melahirkan berbagai karya ilmiah, termasuk ke dalam bidang tasawuf. Hasil penelitiannya disajikan dalam bukunya yang bejudul “Tasawuf Dulu dan Sekarang”. Ia menggunakan metode penelitian dengan pendekatan tematik, yaitu pendekatan yang mencoba menyajikan ajaran tasawuf sesuai dengan tema-tema tertentu. Dengan penelitian kualitatif mendasarinya pada studi kritis terhadap ajaran tasawuf yang pernah berkembang dalam sejarah. Ia menambahkan bahwa tasawuf merupakan sarana untuk menjalin hubungan yang intens dengan Tuhan dalam upaya mencapai keutuhan manusia. Ia bahkan mengemukakan tingkatan-tingkatan kerohanian manusia dalam dunia tasawuf.
2.      Model Mustafa Zahri
Mustafa Zahri memusatkan perhatiannya terhadap tasawuf dengan menulis buku berjudul “Kunci Memahami Ilmu Tasawuf”. Penelitiannya bersifat ekploratif, yakni menggali ajaran tasawuf dari berbagai literatur ilmu tasawuf. Ia menekankan pada ajaran yang terdapat dalam tasawuf berdasarkan literatur yang ditulis oleh para ulama terdahulu serta dengan mencari sandaran pada Alquran dan hadis. Ia menyajikan tentang kerohanian yang di dalamnya dimuat tentang contoh kehidupan Nabi, kunci mengenal Allah, sendi kekuatan batin, fungsi kerohanian dalam menenteramkan batin, serta tarekat dan fungsinya. Ia juga menjelaskan tentang bagaimana hakikat tasawuf, ajaran makrifat, doa, zikir dan makna lailaha illa Allah.
3.      Model Kautsar Azhari Noor
Kautsar Azhari Noor memusatkan perhatiannya pada penelitian tasawuf dalam rangka disertasinya. Judul bukunya adalah wahdat al-wujud dalam perdebatan dengan studi dengan tokoh dan pahamnya yang khas, Ibn Arabi dengan pahamnya wahdat al-wujud. Paham ini timbul dari paham bahwa Allah sebagaimana yang diterangkan dalam uraian tentang hulul, ingin melihat diri-Nya di luar diri-Nya. Oleh karena itu, dijadikan-Nya alam ini. maka alam ini merupakn cermin bagi Allah. Dikala Ia ingin melihat dirinya, ia melihat kepada alam.
Paham ini telah menimbulkan kontroversi di kalangan para ulama, karena paham tersebut dinilai membawa reinkarnasi, atau paham serba Tuhan, yaitu Tuhan menjelma dalam berbagai ciptanya. Dengan demikian orang-orang mengira bahwa Ibn Arabi membawa paham banyak Tuhan. Mereka berpendirian bahwa Tuhan dalam arti zat-Nya tetap satu, namun sifat-Nya banyak. Sifat Tuhan yang banyak itupun dalam arti kualitas atau mutunya, berbeda dengan sifat manusia.
4.      Model Harun Nasution
Harun Nasution merupakan guru besar dalam bidang teologi dan filsafat islam dan juga menaruh perhatian terhadap penelitian di bidang tasawuf. Dalam bukunya yang berjudul filsafat dan mistisisme dalam islam, ia menggunakan metode tematik, yakni penyajian ajaran tasawuf disajikan dalam tema jalan untuk dekat kepada Tuhan, zuhud dan stasion-stasion lain, al-mahabbah, al-ma’rifah, al-fana, al-baqa, al-ittihad, al-hulul, dan wahdat al-wujud. Pendekatan tematik dinilai lebih menarik karena langsung menuju persoalan tasawuf dibandingkan dengan pendekatan yang bersifat tokoh. Penelitiannya itu sepenuhnya bersifat deskriptif eksploratif, yakni menggambarkan ajaran sebagaimana adanya dengan mengemukakannya sedemikian rupa, walau hanya dalan garis besarnya saja.
5.      Model A. J. Arberry
Arberry merupakan salah seorang peneliti barat kenamaan, banyak melakukan studi keislaman, termasuk dalam penelitian tasawuf. Dalam bukunya “Pasang Surut Aliran Tasawuf”, Arberry mencoba menggunakan pendekatan kombinasi, yaitu antara pendekatan tematik dengan pendekatan tokoh. Dengan pendekatan tersebut ia coba kemukakan tentang firman Allah, kehidupan nabi, para zahid, para sufi, para ahli teori tasawuf, struktur teori dan amalan tasawuf , tarikat sufi, teosofi dalam aliran tasawuf serta runtuhnya aliran tasawuf.
Dari isi penelitiannya itu, tampak bahwa Arberry menggunakan analisis kesejarahan, yakni berbagai tema tersebut dipahami berdasarkan konteks sejarahnya, dan tidak dilakukan proses aktualisasi nilai atau mentranformasikan ajaran-ajaran tersebut ke dalam makna kehidupan modern yang lebih luas.